Pages

Tuesday, August 27, 2013

Waspadai Gejolak Hormon Remaja, Ajarkan Kesehatan Reproduksi


Jakarta, Tingginya angka kawin muda di kalangan remaja masih menjadi masalah tersendiri di Indonesia. Usia pubertas yang makin muda memicu gejolak hormonal, sehingga perlu diimbangi dengan pengetahuan yang benar tentang kesehatan reproduksi.

"Karena itu gejolak hormonal. Perhatikan anak ukur 12 tahun pasti sudah menarche (menstruasi pertama). Dulu zaman saya 15 tahun, makanya definisi remaja 15-18 tahun," kata Dr Tb Rachmat Sentika, SpA, MARS, Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat untuk Masalah Millenium Development Goals (MDGs).

Hal itu disampaikan Dr Rachmat saat membuka Workshop Sinergitas Lintas Sektor untuk Mendukung Kualitas Kesehatan Remaja di Hotel Millenium Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (23/4/2013). Workshop digelar untuk mendukung Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIA).

Dr Rachmat menilai gejolak hormonal di masa remaja tidak bisa dihindari dan secara alamiah akan memunculkan gairah seksual. Kehamilan tidak diinginkan, kawin muda dan aborsi tidak aman bisa menjadi masalah yang menyertainya bila tidak diimbangi dengan pengetahuan yang menyeluruh.

"Remaja kalau sudah menstruasi artinya bisa dihamili, kalau laki-laki bisa menghamili. Jadi tolong ajarkan pada remaja kesehatan reproduksi, persoalan menachre dan mimpi basah, bahwa itu menimbulkan hasrat seksual. Tolong diajarkan tanpa ditakut-takuti," pesan Dr Rachmat.

Menurut Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) 2012, angka kawin muda di Indonesia (usia 15-19 tahun) masih mencapai 34,7 persen untuk laki-laki dan 11,9 persen pada perempuan. Dampaknya adalah pasangan usia subur meningkat dan menghadirkan masalah lain di bidang kependudukan.

Total Fertility Rate (TFR) atau angka kelahiran rata-rata menurut data tahun 2013 masih cukup tinggi yakni 2,6 sedangkan targetnya adalah 2,1. Pasangan usia muda yakni 15-24 tahun turut menyumbang angka tersebut karena 82 persen menyatakan ingin punya 1-2 anak dalam 2 tahun ke depan.

Sumber: http://health.detik.com/

No comments:

Post a Comment